Kamis, 02 Februari 2012

Dear...

Dear friends,

Makasih ya, kamu selalu ada disitu, siap ngangkat aku kalau aku lagi jatuh, ketawa bareng aku saat aku lagi senang. Untuk Nurul, makasih banget, kamu selalu ada, selalu bisa aku percaya, bahkan saat jarak kita jauh banget, cuma kamu yang bisa ngerangkul, ngangkat aku dari kejatuhan aku. Makasih, karena kamu masih percaya sama aku, bahkan saat aku sendiri nggak bisa percaya sama diriku. Makasih, karena kamu nggak pernah hina kekonyolan apapun yang aku lakukan, kamu cuma ketawa bareng aku. Makasih, makasih banget, makasih karena udah menyempatkan diri, untuk kenal dan jadi sahabatku.

Untuk hari ini, maaf ya, aku bener-bener nyesel. Karena untuk kesekian kalinya aku harus minta bantuan kamu lagi, untuk ngangkat aku. Maaf banget, karena lagi-lagi, aku butuh kamu untuk ngapus air mata aku. Maaf banget, maaf karena aku nggak bisa jadi kuat, aku nggak bisa jadi kuat sendirian. Padahal kamu cuma pingin aku jadi kuat disini, supaya aku bisa kuat biarpun sendiri, maaf banget, aku belum bisa, maaf ya.

Untuk apa yang kamu ceritakan barusan, aku kaget. Maaf, karena akhirnya aku cuma meruntuhkan pandangan kamu tentang aku. Seperti semua orang dulu, orang-orang itu nung, orang-orang yang dulu ada di sekitar aku, mereka yang menganggap aku bisa, mereka yang selalu bilang "Ah, eka mah bisa pasti.", tapi selau merendahkan setiap aku jatuh. Kamu juga menganggap aku berbeda kan nung, kamu nganggap aku 'tinggi', padahan enggak nung, bukan gitu kenyataannya. Aku mungkin senyum, ketawa, bercanda, bisa nahan diri di hadapan orang, tapi kamu yang paling tau, gimana hal kecil bisa ngeruntuhin semua itu, lemahnya aku kalau sendirian, kalau inner yang lain udah ambil alih pikiranku. Kamu juga udah lihat kan, histerisnya aku dulu, gimana saat aku bener-bener kacau. Itu aku nung, itu aku yang asli, itu aku.

Kamu bilang kamu iri sama aku, padahal disini aku yang iri sama kamu, aku selalu iri setengah mati sama kamu nung. Kamu supel, semua orang selalu tertarik untuk jadi temen kamu, kamu jago gambar, nyanyi, bahasa jepang, juga dalam tulis-menulis. Dimana semua itu bakat yang sangat aku inginkan. Kamu selalu 'bersinar' di hadapan aku. Kamu kuat, selalu bisa mengendalikan diri setiap ada masalah, tapi aku sedih kalau lihat kamu nahan semua itu. Maaf.

Kamu selalu aja gitu kan, ngelamun, diam dengan pandangan kosong, nggak jauh beda dengan aku yang dulu. Kamu selalu disana, duduk di tengah kerumunan, tapi diam dengan tatapan kosong. Sementara aku, menyendiri, disudut lapangan sekolah, juga diam dengan tatapan kosong. Keadaan kita sekarang mungkin sama, seperti yang kamu bilang tadi, aku juga punya banyak teman disini, teman untuk main, teman untuk ngobrol, tapi ya, sama kayak kamu, rasanya tetap saja sepi. Iya nung, sepi. Aku mau terbuka sama mereka, tapi takut, takut mereka nggak bisa nerima aku sepenuhnya, takut kalau aku udah sayang sama mereka, tapi mereka ninggalin aku, takut kalau saat mereka kenal aku yang asli, mereka malah pergi, takut kalau kebodohan aku bikin mereka malu, dan nggak sudi deket-deket aku.

Nurul, aku butuh banget semangat hari ini. Tapi aku nggak bisa, aku nggak bisa bilang ke temen-temenku yang sekarang, aku takut nanti aku lepas kendali dan malah melampiaskan emosi ke mereka, seperti dulu-dulu. Tadi aku udah nolak semangat dari mereka, padahal aku butuh banget nung, aku butuh orang untuk angkat aku sekarang. Tapi sekarang sepi, mereka selalu mundur setiap aku ngasih penolakan, haha. Tadi juga aku telpon ibu, tapi ibu malah mojokin aku, aku takut, nggak ada lagi yang percaya sama aku, aku takut kalau orang-orang ninggalin aku karena aku bego nung, aku nggak mau.

Sekali lagi, maaf ya nung, karena aku masih bergantung sama kamu, maaf. Dan aku juga sama kayak kamu disana, sepi, asing. Aku harap kita bisa secepatnya ketemu ya. dan semoga nanti, kita udah makin kuat. Maaf kalau aku bikin malu kamu terus ya. Baik-baik ya disana, :))
__________________________________________________________________________________

Jaa~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar