Rabu, 25 Januari 2012

._______.

Haha, lucu sekali. Bagaimana dulu aku mati-matian. Sekarang aku jatuh juga. Jatuh!
Kejatuhan paling menyakitkan, karena semua aku pertaruhkan kali ini.

Kalau sampai, kejatuhanku ini merupakan sebuah kesalahan, maka habis sudah.
Berarti aku masuk lubang yang sama, untuk kedua kali.
Kalau sampai, kejatuhan ini sebuah kesalahan, maka selesailah.
Akan sulit untukku bangun dan berdiri lagi.

Bisakah aku coba pergi, melarikan diri dari kejatuhan ini?
Mungkinkah aku bisa?
Kalau iya, Tuhan, izinkan aku pergi, jauh, meninggalkan kejatuhanku.

Karena aku tidak mau lagi, merasakan sesak itu.
Cukup sekali, perasaan itu datang, perasaan yang membuatku jijik pada diriku sendiri, perasaan menjadi manusia paling menyedihkan, sesak.

Aku sudah jatuh. Tapi aku masih bisa berdiri karena aku belum terinjak.
Tapi aku janji! Aku janji untuk tidak lagi jatuh kan?! Aku janji untuk tidak terinjak kan?!
Ah, menyedihkan sekali aku. Aku pikir masa lalu cukup untuk menjadi pelajaran, nyatanya...

Mungkin klimaksnya, aku akan jadi  gila lagi, seperti dulu. Mengurung diri. Bedanya, sekarang tidak ada ibu yang bisa memelukku, meyakinkan aku bahwa semuanya baik-baik saja. Tidak ada orang itu, yang selalu kembali saat kejatuhanku.

Tuhan, kenapa? Kenapa tangisku dan rasa nyeri itu tak pernah cukup sebagai pengingat?
Kenapa, bahkan aroma luka itu masih tercium sampai saat ini. Ah, lebih tepatnya, kembali tercium...

Sesak... Nyeri... Pahit... Takut... Bingung... Lelah...

Jaa~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar